Solid Gold Berjangka | Harga Emas Merayap Naik namun Tertahan Penguatan Dolar


 Solid Gold Berjangka Makassar - Harga emas bergerak naik pada hari Senin di tengah ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed pada bulan Desember. Namun, kenaikan ini tertahan oleh penguatan moderat Dolar AS yang mempersempit ruang gerak emas, terutama karena spekulasi bahwa kebijakan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, akan mendorong inflasi.

Faktor Pendukung Kenaikan Harga Emas

Harga emas bertahan di kisaran positif selama sesi Eropa, meskipun tetap di bawah zona pasokan $2,650-2,655 dan berada dalam range sempit yang telah bertahan selama beberapa minggu terakhir. Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang dirilis Jumat menunjukkan peningkatan tenaga kerja sebanyak 227.000 pekerjaan di bulan November, melebihi ekspektasi dan memperkuat pandangan bahwa The Fed akan menurunkan biaya pinjaman pada bulan ini. Ini menekan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan menjadi faktor utama yang mendukung logam mulia ini.

Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan gangguan politik di Korea Selatan mendukung permintaan terhadap emas, sebagai aset safe haven. Bank sentral China yang kembali membeli emas untuk cadangannya pada bulan November setelah jeda enam bulan menambah support bagi harga emas. Kepemilikan emas China meningkat menjadi 72,96 juta ons troy halus pada akhir November, menandakan komitmen berkelanjutan terhadap logam kuning ini.

Pengaruh Dolar AS dan Prospek Kebijakan Fed

Namun, kekuatan Dolar AS, didukung oleh spekulasi bahwa Fed mungkin akan mengadopsi sikap yang kurang dovish terkait dengan kebijakan inflasi Presiden terpilih Trump, membatasi keuntungan lebih lanjut untuk XAU/USD. Ekspektasi ini diperkuat oleh peningkatan indeks dolar sebesar 0,34% dan kenaikan sentimen konsumen AS yang diukur oleh survei awal University of Michigan, naik menjadi 74.0.

Selain itu, berbagai pendapat dari anggota Fed menunjukkan kecenderungan untuk kebijakan moneter yang lebih hati-hati. Cleveland Fed President Beth Hammack menyatakan perlunya kebijakan moneter yang sedikit restriktif, dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly menyarankan kemungkinan peningkatan suku bunga tambahan jika inflasi kembali meningkat. Bahkan, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee menyatakan bahwa stabilitas pasar tenaga kerja dan kemajuan inflasi menunjukkan potensi jeda dalam pemotongan suku bunga jika kondisi berubah.

Di tengah spekulasi peningkatan inflasi akibat kebijakan ekspansioner Trump, ada harapan bahwa Fed mungkin akan mengambil sikap yang kurang dovish, yang pada gilirannya dapat membatasi keuntungan untuk harga emas yang tidak membayar bunga. Meski harga emas naik di atas $2,640 per ons pada hari Senin, didorong oleh daya tarik sebagai safe haven di tengah ketegangan geopolitik dan resumed gold purchases by China, pergerakan ini tetap berada dalam batas yang terjaga karena faktor-faktor eksternal.

Kesimpulan dan Ekspektasi Pasar

Tantangan dan sorotan utama bagi investor adalah bagaimana mengelola ekspektasi terkait kebijakan suku bunga Fed dan pengaruh global lainnya yang dapat mempengaruhi arah harga emas. Ekspektasi pasar menunjukkan kemungkinan sebesar 83% untuk pemotongan 25 basis poin pada pertemuan Fed mendatang, yang mungkin akan menjadi katalis utama bagi pergerakan harga emas jangka pendek. Dengan dinamika tersebut, pelaku pasar perlu bersiap menghadapi volatilitas dan peluang yang mungkin muncul dalam pasar logam mulia ini.

Comments

Popular posts from this blog

PT Solid Gold Berjangka | Ekonomi AS Tumbuh 6,4% Kuartal I-2021

Solid Gold | Two State (No) Solution

SOLID GOLD | Sambut Indonesia Emas 2045