Solid Gold Berjangka Makassar | Harga Emas Capai Rekor $3.800 di Tengah Kekhawatiran Shutdown AS dan Ketidakpastian The Fed

 

Solid Gold Berjangka Makassar - Harga emas mencapai rekor tertinggi baru di atas $3.800 per ons karena para pedagang mempertimbangkan potensi dampak ekonomi dari penutupan pemerintah AS dan ketidakpastian seputar keputusan kebijakan Federal Reserve yang akan datang. Emas batangan melonjak hingga 1,4%, melampaui rekor sebelumnya yang dibuat di awal pekan, sementara perak, platinum, dan paladium juga mengalami kenaikan yang kuat.

Penutupan Pemerintah AS dan Dampaknya terhadap Data Ekonomi

Ketidakpastian seputar potensi penutupan pemerintah AS telah menambah bahan bakar bagi reli emas. Dengan dana federal yang akan segera berakhir dan belum adanya kesepakatan mengenai RUU belanja jangka pendek, penutupan pemerintah akan menunda rilis data ekonomi utama, termasuk laporan penggajian penting bulan September. Para ekonom memperkirakan laporan tersebut akan menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang lemah, yang dapat memengaruhi keputusan Federal Reserve tentang suku bunga pada bulan Oktober. Dolar yang melemah, akibat kekhawatiran ini, membuat logam mulia lebih murah bagi pembeli asing, sehingga semakin meningkatkan permintaan.

Prospek angka ketenagakerjaan AS yang lebih lemah akan mendukung argumen pelonggaran lebih lanjut oleh Federal Reserve, yang akan membuat logam mulia tanpa bunga seperti emas lebih menarik. Namun, masih terdapat ketidakpastian yang tinggi mengenai siklus penurunan suku bunga The Fed di masa mendatang, dengan pandangan yang berbeda di antara para pejabat The Fed mengenai langkah selanjutnya. Meskipun demikian, kenaikan harga emas telah didorong oleh permintaan bank sentral dan ekspektasi akan berlanjutnya siklus penurunan suku bunga.

Kekhawatiran atas Independensi The Fed

Menambah ketidakpastian tersebut, terdapat kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai potensi hilangnya independensi bank sentral AS. Perjuangan hukum Gubernur The Fed Lisa Cook atas upaya pemecatannya telah menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas The Fed di masa mendatang, yang semakin mendorong permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap potensi risiko keuangan dan politik. Para ahli strategi Barclays menyoroti bahwa, terlepas dari risikonya, emas tetap menjadi lindung nilai nilai yang sangat menarik dalam situasi saat ini.

Kinerja Emas yang Kuat di Tahun 2025. Emas telah melonjak 45% pada tahun 2025, mencapai puncaknya berturut-turut seiring The Fed melanjutkan pemangkasan suku bunga dan bank-bank sentral di seluruh dunia telah meningkatkan kepemilikan emas mereka. Logam ini berada di jalur untuk kenaikan kuartal ketiga berturut-turut, dengan kepemilikan di ETF yang didukung emas batangan berada pada level tertinggi sejak 2022. Analis dari Goldman Sachs dan Deutsche Bank telah mengindikasikan bahwa reli ini kemungkinan akan berlanjut.

Kenaikan emas diimbangi oleh lonjakan harga logam mulia lainnya, yang menghadapi ketatnya pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perak, platinum, dan paladium mengalami kenaikan harga yang signifikan, sebagian karena menipisnya stok dan kekhawatiran tentang kekurangan pasokan. Suku bunga sewa untuk logam-logam ini telah melonjak, mencerminkan peningkatan biaya pinjaman. Logam-logam golongan platinum, khususnya, menghadapi risiko tambahan karena investigasi Pasal 232 Trump terhadap mineral-mineral penting, dengan potensi tarif impor AS untuk paladium yang diperkirakan akan berlaku pada akhir Oktober.

Reaksi Pasar

Pada pukul 13.50 di Singapura, harga emas spot diperdagangkan 1,5% lebih tinggi pada $3.818,69 per ons. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,2%. Perak mencapai harga tertinggi sejak 2011, naik 1,5% menjadi $46,76 per ons. Platinum naik 2,6% dan diperdagangkan di atas $1.600 per ons untuk pertama kalinya sejak 2013, sementara paladium naik 2,4%, mencapai titik tertinggi sejak Juli.

Lonjakan harga emas yang mencapai rekor ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang risiko ekonomi global, terutama ketidakpastian seputar penutupan pemerintah AS dan keputusan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang. Dengan permintaan yang kuat untuk logam mulia dan ketatnya pasar di seluruh sektor, emas dan komoditas sejenisnya tetap menarik bagi investor yang mencari keamanan dan nilai dalam lingkungan ekonomi yang tidak menentu. Karena risiko geopolitik dan keuangan terus mendorong permintaan, tren kenaikan harga logam mulia kemungkinan akan berlanjut.

Comments

Popular posts from this blog

PT Solid Gold Berjangka | Ekonomi AS Tumbuh 6,4% Kuartal I-2021

Solid Berjangka Makassar | Harga Emas Naik Tipis, Investor Pantau Negosiasi Dagang dan Ketidakpastian Fiskal AS

SOLID GOLD | Sambut Indonesia Emas 2045