Solid Gold Berjangka Makassar | Saham Asia Menguat, Emas Capai Rekor Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Penutupan Pemerintah AS; Harga Minyak Mentah Turun
Solid Gold Berjangka Makassar - Saham Asia mencatat kenaikan moderat pada hari Selasa, dengan emas melanjutkan tren kenaikannya seiring investor bereaksi terhadap risiko penutupan pemerintah AS yang membayangi. Potensi penutupan pemerintah ini mengancam penundaan rilis data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan yang sangat dinantikan, sehingga pasar beralih ke data alternatif seperti lowongan pekerjaan. Sementara itu, harga minyak melemah karena kekhawatiran tentang peningkatan produksi OPEC+ dan pemulihan ekspor minyak dari Irak membebani sentimen.
Kekhawatiran Penutupan Pemerintah AS dan Dampak Pasar
Pemerintah AS berada di ambang penutupan pemerintah, dengan pendanaan berakhir pada tengah malam hari Selasa. Penutupan pemerintah ini akan menunda data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan dari Departemen Tenaga Kerja yang dijadwalkan pada hari Jumat, yang krusial bagi keputusan kebijakan Federal Reserve. Para analis khawatir bahwa kurangnya data penting dapat menghambat kemampuan The Fed untuk membuat keputusan yang tepat mengenai suku bunga, terutama dengan pasar yang memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga yang signifikan. "Pasar bersiap menghadapi kemungkinan akan terjadinya penutupan pemerintah," kata Ray Attrill dari National Australia Bank.
Ketidakpastian seputar penutupan pemerintah AS dan data ekonomi, ditambah dengan ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung, memberikan angin segar bagi emas. Logam mulia ini melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di $3.843,49, didorong oleh permintaan aset safe haven. Investor semakin beralih ke emas sebagai penyimpan nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global, terutama mengingat tantangan yang dihadapi ekonomi AS.
Harga Minyak Turun
Harga minyak berada di bawah tekanan, dengan minyak mentah AS dan Brent mengalami penurunan sebesar 0,6%. Penurunan ini disebabkan oleh ekspektasi peningkatan produksi dari OPEC+ dan dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Irak, yang telah ditangguhkan selama lebih dari dua tahun. Minyak mentah AS turun menjadi $63,07 per barel, sementara minyak mentah Brent merosot ke $67,51 per barel. Pelaku pasar memantau dengan cermat keputusan OPEC+ dan dinamika pasokan global, yang terus memengaruhi harga minyak.
Sektor manufaktur Tiongkok menunjukkan tanda-tanda stagnasi, dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) resmi naik menjadi 49,8 pada bulan September dari 49,4 pada bulan Agustus. Meskipun sedikit membaik, PMI tetap berada di bawah angka kritis 50, yang mengindikasikan kontraksi. Data tersebut menunjukkan bahwa produsen Tiongkok sedang menunggu langkah-langkah stimulus lebih lanjut untuk meningkatkan permintaan domestik. Ketidakpastian seputar hubungan perdagangan AS-Tiongkok terus membebani prospek ekonomi Tiongkok, yang memengaruhi produsen domestik maupun pasar internasional.
Pasar Asia dan emas merespons meningkatnya ketidakpastian seputar potensi penutupan pemerintah AS dan dampaknya terhadap data ekonomi penting. Sementara emas mencapai rekor tertinggi baru, harga minyak tertekan karena kekhawatiran pasokan. Sementara itu, sektor manufaktur Tiongkok terus menghadapi tantangan, dengan kebutuhan akan stimulus lebih lanjut yang semakin nyata. Seiring perkembangan situasi, investor akan tetap fokus pada perkembangan politik AS dan lanskap ekonomi global yang lebih luas.
Comments
Post a Comment